Selasa, 06 September 2011

Studi Kelayakan Suatu Proyek Usaha Ternak Babi dengan Kondisi Indonesia

Keputusan apakah seseorang akan berusaha dalam ternak babi, baik skala usaha kecil maupun besar, sangat diperlukan tidak hanya keahlian dalam bidang makanan dan tata laksana secara teknis tetapi juga memeerlukan dasar pengetahuan tentang kelayakan suatu proyek secara ekonomi.

Setiap rencana pengembangan pertanian yang memerlukan pinjaman dari bank negara ataupun swasta untuk menopang keuangan proyek, harus dapat memperlihatkan arus keuangan dari tahun ke tahun.

Sebagai hasil, keadaan keuangan sebenarnya yang diperlukan oleh proyek dan pernyataan pengembalian harus dilakukan ke bank.

Prosedur

  1. Peternak melakukan proyeksi populasi suatu proyek dimulai dengan 25 ekor induk
  2. Hasil perhitungan (pengeluaran untuk pakan, drugs, penyusutan, bunga modal, dan input) dan pengembalian modal untuk jangka waktu lima tahun harus diperkirakan atas dasar asumsi seperti berikut
    • Pada awal proyek, dipilih 25 ekor babi dara hasil persilangan dan satu ekor babi pejantan murni, siap untuk dikawinkan. Induk dan calon induk babi akan dikawinkan secara alami.
    • Seleksi dan Pengawinan
      • Seleksi calon bibit pengganti akan dimulai pada umur 2 bulan. Seleksi akhir akan dilakukan pada umur 8 bulan, dimana pada umur tersebut babi dara maupun pejantan sudah dapat dikawinkan.
      • Efisiensi reproduksi induk diperkirakan 80%. Pengafkiran dan seleksi secara ketat dari bibit induk harus diamati. Induk akan dijual setelah melahirkan kelima kalinya.
      • Induk dan babi dara yang tidak bunting setelah tiga kali dikawinkan harus diafkir. Bibit yang kelihatannya “diam” tidak dapat dibiarkan dalam bibit. Pemacuan (flusing) harus dilakukan selama 14 hari.
    • Sistem pemberian makanan dan tatalaksana.
      • Anak babi akan disapih pada umur 42 hari. Rataan berat badan anak babi sapihan diperkirakan 8 kg.
      • Anak babi yang disapih dini akan diberikan ransum “starter” dari minggu keenam hingga minggu kedelapan, setelah itu anak babi diberi makan dengan ransum “grower” hingga mencapai bobot badan 60 kg. Ransum akan diubah dari ransum “grower” menjadi ransum “finisher” yang dimulai pada berat badan 60 kg hingga mencapai berat pasar yaitu 90-100 kg.
      • Efisiensi penggunaan ransum pada babi sedang bertumbuh (growing) dan babi sedang bertumbuh-pengakhiran (growing-finishing) masing-masing diperkirakan 3,5 dan 4,0
      • Induk sedang bunting memerlukan makanan tambahan (konsentrat). Makanan tambahan seperti tangkai daun atau hijauan harus tersedia. Pemberian makanan dilakukan dua kali sehari; satu kilogram ransum diberikan pagi hari, sedang lainnya pada siang hari. Hal ini terus dilakukan untuk semua babi bunting satu minggu setelah dikawinkan hingga satu minggu sebelum beranak. Sedangkan selama masa menyusui, induk babi akan diberikan konsentrat biasa (ransum induk) sebanyak 3 kg sehari.
    • Produksi.
      • Diasumsikan bahwa jumlah anak babi per induk per kelahiran adalah 10 ekor dengan perbandingan jantan dan betina adalah 50:50. Penyesuaian akan dilakukan seperti waktu beranak pertama, kira-kira 25 persen dari populasi babi betina akan ditinggalkan sebagai bibit pengganti untuk mempertahankan  25 ekor populasi induk pada tahun berikutnya. Babi yang lain akan dijual sebagai babi potong.
      • Tingkat kematian  sejak lahir hingga bobot pasar diasumsikan 20 persen. Rataan kematian sejak lahir hingga disapih diasumsikan 15 persen dari sapihan hingga bobot pasar adalah 5 persen.
    • Harga per kilogram ransum (Ransum starter, grower, finisher, dan Induk)
    • Babi akan dijual dengan harga berbeda-beda (babi sapihan, babi potong, babi dara afkir, induk dan babi pejantan afkir).
    • Stok babi yang lain diberi nilai berbeda-beda (babi menyusu umur 1-3 minggu, babi menyusu umur 4-6 minggu, babi sapihan umur 2 bulan, babi potong umur 2-8 bulan, babi dara, babi induk, dan babi pejantan).
    • Penyusutan. Penyusutan bangunan tiap tahun adalah 10 persen.
  3. Sebagai tambahan dalam proyeksi populasi 25 ekor induk, dalam laporan harus tercantum hal-hal sebgai berikut:
    • Pengeluaran tahunan untuk bibit, upah, bangunan, obat-obatan, peralatan dan perlengkapan, makanan, air, penerangan, pompa dan pengangkutan, dan jenis pengeluaran yang lain
    • Jadwal pemasukan peralatan dan perlengakapan
    • Jadwal penyusutan bangunan/kandang babi
    • Jadwal ternak yang dijual
    • Jumlah berat hidup babi yang dijual
    • Nilai total ternak yang dijual
    • Jumlah ransum yang dikonsumsi oleh trnak yang dijual
    • Biaya ransum yang dikonsumsi oleh ternak yang dijual
    • Konsumsi ransum oleh ternak babi
    • Biaya ransum yang dikonsumsi oleh ternak bibit
    • Jumlah ternak yang tinggal pada akhir setiap tahun
    • Nilai ternak yang tinggal pada akhir setiap tahun
    • Ringkasan penjualan dan pengeluaran
    • Total modal pada akhir tahun kelima

 

2 komentar:

  1. sebelum membuat peternakan babi ini gimana proses perizinan seperti studi upl , ukl nya

    BalasHapus